Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah total nilai produki
barang dan jasa yang diproduksi di wilayah/ negara/ daerah tertentu dalam kurun
waktu tertentu yakni saru tahun. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) juga dikatakan merupakan salah
satu indikator pertumbuhan ekonomi suatu negara/ wilayah/ daerah.
Pertumbuhan tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya
infrastruktur ekonomi.
Disebutkan bahwa besaran PDRB dapat dihitung melalui
pengukuran arus sirkulasi (circular flow), dan pengukurannya dapat dibedakan
menjadi tiga cara : metode total keluaran (total-output method); metode
pengeluaran atas keluaran(spending-on-output method); dan metode pendapatan
dari produksi (income from-production method).
Provinsi NTT memiliki hitungan tersendiri akan Produk
Domestik Regional Bruto seperti halnya semua provinsi – provinsi lain yang ada
di Indonesia. Pertanian merupakan salah satu sektor lapangan usaha yang masih
memegang peran utama dalam struktur perekonomian di NTT selama tiga tahun yakni
pada tahun 2004 - 2006.
Tabel 1.1 Struktur Perekonomian Provinsi NTT Tahun
2004-2006
Persen
Lapangan Usaha
|
2004
|
2005
|
2006
|
1.
Pertanian
|
42,58
|
41,56
|
41,51
|
2.
Pertambangan dan
penggalian
|
1,39
|
1,38
|
1,34
|
3.
Industri pengolahan
|
1,63
|
1,63
|
1,62
|
4.
Listrik, gas dan air
bersih
|
0,40
|
0,41
|
0,40
|
5.
Bangunan
|
6,98
|
6,92
|
6,66
|
6.
Perdagangan, hotel
dan restoran
|
15,10
|
15,30
|
15,45
|
7.
Pengangkutan dan
komunikasi
|
6,41
|
6,62
|
6,78
|
8.
Keu. Persewaan dan
Jasa Perusahaan
|
2,97
|
3,13
|
3,07
|
9.
Jasa- jasa
|
22,52
|
23,04
|
23,17
|
PDRB
|
100,00
|
100,00
|
100,00
|
Dari tabel diatas
dinyatakan bahwa kontribusi dari sektor pertanian paling dominan perannya
tetapi sektor – sektor lainnya dimasukkan hanya untuk sebagai perbandingan. Selama
tiga tahun berturut – turut, persentase sektor pertanian selalu lebih dari 40
persen yakni tahun 2004 dengan 42,58 persen, tahun 2005 dengan 41,56 persen dan
tahun 2006 41,51 persen. Karena dalam materi ini adalah sektor agribisnis maka
industri pengolahan juga dimasukkan kedalam sektor agribisni bersama dengan
sektor pertanian maka presentasenya selam tiga tahun berturut – turut adalah
1,63 persen, 1,63 persen dan 1,62 persen. Dengan begitu selama tiga tahun ini,
presentase keseluruhan dari kedua sektor ini adalah 44,21 persen tahun 2004,
43,19 persen tahun 2005 dan 43,13 persen pada tahun 2006. Akan tetapi
presentasi yang diberikan oleh sektor pertanian dan industri pengolahan semakin
menurun dari tahun 2004 sampai tahun 2006.
Tabel 1.2 Andil sektor pertanian dalam memacu pertumbuhan
ekonomi NTT tahun 2004-2006
Lapangan Usaha
|
2004
|
2005
|
2006
|
1.
Pertanian
|
1,51
|
0,39
|
2,06
|
2.
Pertambangan dan
penggalian
|
0,01
|
0,04
|
0,03
|
3.
Industri pengolahan
|
0,08
|
0,05
|
0,07
|
4.
Listrik, gas dan air
bersih
|
0,02
|
0,03
|
0,01
|
5.
Bangunan
|
0,10
|
0,18
|
0,08
|
6.
Perdagangan, hotel
dan restoran
|
0,73
|
0,72
|
0,94
|
7.
Pengangkutan dan
komunikasi
|
0,54
|
0,44
|
0,5-
|
8.
Keu. Persewaan dan
Jasa Perusahaan
|
0,24
|
0,27
|
0,09
|
9.
Jasa- jasa
|
1,55
|
1,30
|
1,31
|
PDRB
|
4,77
|
3,42
|
5,08
|
Tabel diatas menunjukkan presentase peran sektor terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi NTT dari tahun 2004 – 2006. Presentase paling besar ialah pada sektor pertanian. Dimana tahun 2004 presentasenya 1,51; tahun 2005 presentasenya menurun hingga 0,39 dan tahun 2006 mencapai 2,06 persen. Karena sektor agribisni merupakan keseluruhan kegiatan pertanian maka seperti yang telah dibahas sebelumnya, sektor industri pengolahan juga merupakan salah satu dalam sektor agribisnis dimana perannya selama tiga tahun berturut – turut adalah 0,08 persen ; 0,05 persen dan 0,07 persen. Oleh karena itu peran dari kedua sektor tersebtu terhadap PDRB sleama tiga tahun berturut – turut ialah tahun 2004 dengan 1,59 persen, tahun 2005 dengan 0,44 persen dan tahun 2006 naik dengan 2,13 persen.