Sabtu, 01 Februari 2014

SEKTOR AGRIBISNIS DALAM PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO DI NTT TAHUN 2004 - 2006


Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah total nilai produki barang dan jasa yang diproduksi di wilayah/ negara/ daerah tertentu dalam kurun waktu tertentu yakni saru tahun. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) juga dikatakan merupakan salah satu indikator pertumbuhan ekonomi suatu negara/ wilayah/ daerah. Pertumbuhan tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya infrastruktur ekonomi.
Disebutkan bahwa besaran PDRB dapat dihitung melalui pengukuran arus sirkulasi (circular flow), dan pengukurannya dapat dibedakan menjadi tiga cara : metode total keluaran (total-output method); metode pengeluaran atas keluaran(spending-on-output method); dan metode pendapatan dari produksi (income from-production method).
Provinsi NTT memiliki hitungan tersendiri akan Produk Domestik Regional Bruto seperti halnya semua provinsi – provinsi lain yang ada di Indonesia. Pertanian merupakan salah satu sektor lapangan usaha yang masih memegang peran utama dalam struktur perekonomian di NTT selama tiga tahun yakni pada tahun 2004 - 2006.
Tabel 1.1 Struktur Perekonomian Provinsi NTT Tahun 2004-2006
                                                                                                            Persen
Lapangan Usaha
2004
2005
2006
1.      Pertanian
42,58
41,56
41,51
2.      Pertambangan dan penggalian
1,39
1,38
1,34
3.      Industri pengolahan
1,63
1,63
1,62
4.      Listrik, gas dan air bersih
0,40
0,41
0,40
5.      Bangunan
6,98
6,92
6,66
6.      Perdagangan, hotel dan restoran
15,10
15,30
15,45
7.      Pengangkutan dan komunikasi
6,41
6,62
6,78
8.      Keu. Persewaan dan Jasa Perusahaan
2,97
3,13
3,07
9.      Jasa- jasa
22,52
23,04
23,17
PDRB
100,00
100,00
100,00
 Dari tabel diatas dinyatakan bahwa kontribusi dari sektor pertanian paling dominan perannya tetapi sektor – sektor lainnya dimasukkan hanya untuk sebagai perbandingan. Selama tiga tahun berturut – turut, persentase sektor pertanian selalu lebih dari 40 persen yakni tahun 2004 dengan 42,58 persen, tahun 2005 dengan 41,56 persen dan tahun 2006 41,51 persen. Karena dalam materi ini adalah sektor agribisnis maka industri pengolahan juga dimasukkan kedalam sektor agribisni bersama dengan sektor pertanian maka presentasenya selam tiga tahun berturut – turut adalah 1,63 persen, 1,63 persen dan 1,62 persen. Dengan begitu selama tiga tahun ini, presentase keseluruhan dari kedua sektor ini adalah 44,21 persen tahun 2004, 43,19 persen tahun 2005 dan 43,13 persen pada tahun 2006. Akan tetapi presentasi yang diberikan oleh sektor pertanian dan industri pengolahan semakin menurun dari tahun 2004 sampai tahun 2006.
Tabel 1.2 Andil sektor pertanian dalam memacu pertumbuhan ekonomi NTT  tahun 2004-2006
Lapangan Usaha
2004
2005
2006
1.      Pertanian
1,51
0,39
2,06
2.      Pertambangan dan penggalian
0,01
0,04
0,03
3.      Industri pengolahan
0,08
0,05
0,07
4.      Listrik, gas dan air bersih
0,02
0,03
0,01
5.      Bangunan
0,10
0,18
0,08
6.      Perdagangan, hotel dan restoran
0,73
0,72
0,94
7.      Pengangkutan dan komunikasi
0,54
0,44
0,5-
8.      Keu. Persewaan dan Jasa Perusahaan
0,24
0,27
0,09
9.      Jasa- jasa
1,55
1,30
1,31
PDRB
4,77
3,42
5,08

Tabel diatas menunjukkan presentase peran sektor terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi NTT dari tahun 2004 – 2006. Presentase paling besar ialah pada sektor pertanian. Dimana tahun 2004 presentasenya 1,51; tahun 2005 presentasenya menurun hingga 0,39 dan tahun 2006 mencapai 2,06 persen. Karena sektor agribisni merupakan keseluruhan kegiatan pertanian maka seperti yang telah dibahas sebelumnya, sektor industri pengolahan juga merupakan salah satu dalam sektor agribisnis dimana perannya selama tiga tahun berturut – turut adalah 0,08 persen ; 0,05 persen dan 0,07 persen. Oleh karena itu peran dari kedua sektor tersebtu terhadap PDRB sleama tiga tahun berturut – turut ialah tahun 2004 dengan 1,59 persen, tahun 2005 dengan 0,44 persen dan tahun 2006 naik dengan 2,13 persen.