Minggu, 27 Oktober 2013

Sistem Agribisnis



            Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan usaha yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan hasil dan pemasaran yang ada hubungannya dengan kegiatan usaha yang menunjang kegiatan pertanian dan ditunjang oleh kegiatan pertanian. (Arsyad,dkk. 1985). Sedangkan menurut Downey dan Ericson (1992), agribisnis merupakan keseluruhan kegiatan yang berhubungan dengan pertanian mulai dari pengadaan dan penyaluran saran produksi, kegiatan produksi pertanian dan produk olahannya, penyimpanan, pengolahan dan distribusi hasil pertanian dan produk olahannya.
            Pengertian diatas menggambarkan bahwa agribisnis merupakan suatu sistem yang terdiri dari lima subsistem. Subsistem – subsistem tersebut adalah : (a) subsistem agribisnis hulu, (b) subsistem agribisnis usahatani, (c) subsistem agribisnis hilir, dan (d) subsistem jasa layanan pendukung agribisnis (penunjang). 


 
Subsistem agribisnis hulu dikenal dengan subsistem pengadaan sarana produksi pertanian. Subsistem usahatani sendiri melakukan usahatani atau budidaya pertanian.
Subsistem agribisnis hilir terdiri atas dua macam kegiatan, yaitu pengolahan dan pemasaran.  Kegiatan subsistem pengolahan atau produksi ini menghasilkan berbagai macambahan mentah menjadi barang yang akan dipakai konsumen. Kegiatan subsistem pemasaran berlangsung mulai dari pengumpulan komoditas sampai pengeceran kepada konsumen.
Subsistem jasa layanan pendukung atau kelembagaan penunjang agribisnis adalah semua jenis kegiatan yang berfungsi mendukung dan melayani serta mengembangkan kegiatan keempat subsistem agribisnis yang lain. Lembaga- lembaga yang terlibat dalam kegiatan ini adalah penyuluhan, konsultan, keuangan, dan penelitian.
Sebagai suatu sistem, dapat terlihat dengan jelas bahwa subsistem-subsistem agribisnis tersebut saling berkaitan. Subsistem agribisnis hulu membutuhkan umpan balik dari subsistem usahatani agar dapat memproduksi sarana produksi yang sesuai dengan kebutuhan budidaya pertanian. Sebaliknya, keberhasilan pelaksanaan operasi subsistem usahatani bergantung pada sarana produksi yang dihasilkan oleh subsistem agribisnis hilir. Selanjutnya, proses produksi agribisnis hilir bergantung pada pasokan komoditas primer yang dihasilkan oleh subsistem usahatani. Subsistem jasa layanan pendukung, seperti telah dikemukakan, keberadaannya tergantung pada keberhasilan ketiga subsistem lainnya. Jika subsistem usahatani atau agribisnis hilir mengalami kegagalan, sementara sebagian modalnya merupakan pinjaman maka lembaga keuangan dan asuransi juga akan mengalami kerugian.

1 komentar: